Halo sahabat Hasuna, apakah kamu sudah mempunyai rencana untuk menunaikan ibadah haji? Atau sebentar lagi Anda akan berangkat ke tanah suci?
Ibadah haji merupakan ibadah wajib bagi yang mampu menjalankannya, haji memiliki keutamaan yang banyak disebutkan dalam Al Qur’an dan As Sunnah, diantaranya:
1. Haji Termasuk Salah Satu Amalan Yang Utama
Ibadah haji termasuk ke dalam rukun islam yang ke lima. Maka sudah semestinya bila amalan ini harus kita utamakan.
Rasulullah menjelaskan dalam hadistnya:
سُئِلَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – أَىُّ الأَعْمَالِ أَفْضَلُ قَالَ « إِيمَانٌ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ » . قِيلَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ « جِهَادٌ فِى سَبِيلِ اللَّهِ » . قِيلَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ « حَجٌّ مَبْرُورٌ »
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya, “Amalan apa yang paling afdhal?” Beliau menjawab, “Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.” Ada yang bertanya lagi, “Kemudian apa lagi?” Beliau menjawab, “Jihad di jalan Allah.” Ada yang bertanya kembali, “Kemudian apa lagi?” “Haji mabrur”, jawabnya.” (HR. Bukhari)
2. Haji Menghapus Kesalahan dan Dosa
Keutamaan haji yang lain adalah dapat menghapus dosa dan kesalahan kita. Dimana kita sebagai manusia, pasti tidak akan luput dari dosa dan kesalahan semasa hidup kita.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ حَجَّ لِلَّهِ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ رَجَعَ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ
“Barangsiapa yang melaksanakan ibadah haji karena Allah, kemudian dia tidak mengucapkan kata-kata yang keji atau kotor serta tidak berbuat kefasikan, maka dia akan kembali bersih (dari dosa-dosa) seperti hari ketika dia dilahirkan oleh ibunya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
3. Balasan Surga Bagi Yang Hajinya Mabrur
Sebagai orang beriman, tentu tujuan akhir kita adalah menuju surga yang telah Allah siapkan. Melaksanakan ibadah haji yang mambrur, janji Allah akan dibalas dengan surga.
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu mengatakan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ
“Dan haji mabrur tidak ada balasan yang pantas baginya selain surga.” (HR. Bukhari dan Muslim).
4. Haji Merupakan Jihad Bagi Wanita
Wanita memiliki banyak keistimewaan dalam Islam. Apabila Anda seorang wanita, beribadah haji juga merupakan jihad untuk Anda.
Ummul Mu’minin ‘Aiysah radhiyallahu ‘anha berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam;
يَا رَسُولَ اللَّهِ ، نَرَى الْجِهَادَ أَفْضَلَ الْعَمَلِ ، أَفَلاَ نُجَاهِدُ قَالَ « لاَ ، لَكِنَّ أَفْضَلَ الْجِهَادِ حَجٌّ مَبْرُورٌ »
“Wahai Rasulullah, kami memandang bahwa jihad adalah amalan yang paling afdhol. Apakah kami harus berjihad?” “Tidak. Jihad yang paling utama (bagi wanita) adalah haji mabrur.” (HR. Bukhari).
5. Dapat Menghilangkan Kefakiran
‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu meriwayatkan, Rasulullah Shalallaahu alaihi wasallam bersabda:
تَابِعُوْا بَيْنَ الْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ فَإِنَّهُمَا يَنْفِيَانِ الْفَقْرَ وَالذُّنُوْبِ كَمَا يَنْفِى الْكِيْرُ حَبَثَ الْحَدِيْدِ وَالذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَلَيْسَ لِلْحَجَّةِ الْمَبْرُوْرَةِ ثَوَابٌ إِلاَّ الْجَنَّةَ وَمَا مِنْ مُؤْمِنٍ يَظَلُّ يَوْمَهُ مُحْرِمًا إِلاَّ غَابَتِ الشَّمْسُ بِذُنُوْبِهِ
“Ikutilah antara ibadah haji dan umrah, karena keduanya akan menghilangkan kefakiran dan berbagai dosa sebagaimana alat pandai besi menghilangkan kotoran yang ada pada besi, emas dan perak. Dan tiada balasan bagi haji yang mabrur kecuali Surga, tidaklah seorang mukmin dalam kesehariannya berada dalam keada-an ihram, melainkan matahari terbenam dengan membawa dosa-dosanya.”
6. Para Jama’ah Haji Adalah Tamu Allah
Bagi Anda calon jamaah haji, ketika datang ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji, Anda adalah tamu-tamu Allah.
Dinyatakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadist riwayat Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma:
الْغَازِى فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَالْحَاجُّ وَالْمُعْتَمِرُ وَفْدُ اللَّهِ دَعَاهُمْ فَأَجَابُوهُ وَسَأَلُوهُ فَأَعْطَاهُمْ
“Orang yang berperang di jalan Allah, orang yang berhaji serta berumroh adalah tamu-tamu Allah. Allah memanggil mereka, mereka pun memenuhi panggilan. Oleh karena itu, jika mereka meminta kepada Allah pasti akan Allah beri” (HR. Ibnu Majah. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).