Hasuna.co.id – Ramadan adalah bulan suci dan mulia serta penuh dengan berkah. Semua keistimewaan bulan Ramadhan ini sebaiknya dimanfaatkan untuk melakukan amalan-amalan yang baik. Menjalankan amalan yang baik di bulan Ramadan dipercaya akan mendapat balasan ganjaran yang berlipat-lipat dari Allah SWT.
Berikut ini diantaranya 5 amalan-amalan sederhana yang dapat Anda maksimalkan. Lakukan amalan-amalan berikut ini dengan berlandaskan iman dan keikhlasan.
Menyegerakan buka puasa
Menyegerakan buka puasa, ini terdengar seperti perbuatan yang biasa saja dan sangat mudah. Namun tahukah Anda bahwa ini termasuk amalan yang hukumnya sunah dan sebaiknya tidak ditunda-tunda ketika memasuki waktu berbuka.
“Jika salah seorang berpuasa, hendaknya ia berbuka dengan kurma. Jika tidak ada kurma, maka dengan air. Sebeb, air itu menyucikan.” (HR Abu Dawud).
Bersantap sahur
Makan sahur, tanpa kita sadari jika kita laksanakan bisa menjadi satu amalan kebaikan yang mendatangkan keberkahan.
“Umatku senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka.” (HR Ahmad).
Perbanyak Sedekah
Perbanyaklah sedekah. Bisa sedekah kepada keluarga, teman, tetangga, atau kerabat, termasuk amalan yang baik di bulan Ramadan.
Bentuk sedekahnya bisa apa saja dan jangan terkesan memaksakan. Misalnya saja, berbagi menu berbuka puasa kepada keluarga terdekat atau tetangga.
“Siapa saja yang memberi makanan berbuka kepada orang yang berpuasa, maka dicatat baginya pahala seperti orang puasa itu, tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang berpuasa tersebut.” (HR Ahmad).
Mengkhatamkan Al-Quran
Setidaknya sekali selama bulan Ramadhan kita mengkhatamkan Al-Quran, itu merupakan amalan yang baik menurut Rasulullah SAW. Berikut sabdanya:
“Sebaik-baik perbuatan adalah memulai membaca Alquran dan mengkhatamkan. Artinya, seseorang yang telah selesai khatam Alquran, dia harus membaca kembali dari awal.”
Iktikaf di Masjid
Iktikaf di masjid disarankan untuk dilakukan sebulan penuh selama Ramadan, atau utamanya saat memasuki sepuluh malam terakhir, karena waktu tersebut paling diutamakan. Apabila melakukan iktikaf di masjid pada sepuluh malam terakhir, hal ini sama seperti kebiasaan Rasulullah SAW saat menjalankan ibadah.