Mengapa air zam-zam tidak pernah mengering? Secara bahasa, zam-zam berarti melimpah ruah. Zam-zam yang saat ini berada di Masjidil Haram, tepatnya di sebelah tenggara Kabah, adalah sumur mata air yang dipercaya oleh umat muslim memiliki banyak khasiat. Berdasarkan sejarahnya, sumur ini dahulunya ditemukan oleh Siti Hajar setelah tujuh kali berjalan dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah mencari air untuk putranya, Nabi Ismail, yang kala itu tengah kehausan. Tepat ketika ia kembali ia melihat di bawah kaki Ismail mengucurkan air, yang saat ini dinamakan dengan air zam-zam.
Selain dikenal tidak pernah kering, air zam-zam juga dipercaya memiliki kandungan yang baik untuk kesehatan. Hal tersebut kemudian banyak menarik pehatian untuk dilakukan penelitian secara mendalam. Berikut adalah tinjauan geologis air zam-zam yang telah banyak dilakukan oleh ilmuwan.
Tinjauan Geologi Air Zam-ZamÂ
Seorang profesor dari Institut Riset afrika, Abbas Sharaqi, pernah menyebutkan bahwa sumur air zam-zam tidak akan pernah kekeringan dan habis kecuali dalam situasi tertentu. Ia mengungkapkan bahwa sumber dari air zam-zam berasal dari hujan di Kota Mekah.
Penelitian lain dialkukan oleh Universitas di Pakistan dan juga Jepang. Dalam International Journal of Food Properties disebutkan bahwa di dalam sumur zam-zam terdapat sebuah endapan pasir dengan tebal 13,5, yang mana proses ini biasanya memerlukan waktu jutaan tahun. Endapan yang berada pada lapisan Aluvium Wadi Ibrahim tersebut berasal dari aliran air hujan di pegunungan.
Kemudian di bawah lapisan Aluvium Wadi Ibrahim, terdapat lapisan tanah setebal setengah meter yang enjadi tempat air zam-zam keluar. Pada bagian paling bawah dari sumur ini ditemukan pula lapisan batu diorit dengan tebal 17 meter yang ditembus oleh sumur zam-zam. Batuan diorit sendiri adalah jenis batuan beku yang keras. Batuan jenis ini jarang ditemukan di Indonesia, namun banyak ditemukan di Jazirah Arab. Dengan seluruh lapisan tersebut, dapat dikatakan bahwa sumur zam-zam memiliki kedalaman 30,5 meter.
Mengapa Air Zam-Zam Tidak Pernah Mengering
Seorang pakar geologi dari Mesir, Farouk El Baz pernah melakukan penelitian pada sumur zam-zam. Ia menemukan tanda-tanda bahwa di bawah lapisan bebatuan dumur zam-zam terdapat lautan air.
Hal yang menakjubkan dari sumur zam-zam adalah debit airnya besar. Peneliti lokal, Tariq Hussain mendapati bahwa air zam-zam yang disedot dapat terisi kembali hanya dalam waktu 11 menit. Hasil uji pemompaan menunjukkan bahwa sumr zam-zam mempu memancarkan air sebanyak 11 hingga 18,5 liter air per detik. Pada setiap menitnya, setidaknya 660 liter air per menit atau 40.000 liter air per jam dapar dikeluarkan.
Dalam penelitian tersebut, para pakar mencoba untuk memompa air zam-zam 8000 liter setiap detik selama 24 jam lebih. Setelah dipompa, tinggi permukaan air zam-zam berkurang dari 12,72 meter kemudian menjadi 13,39 meter dihitung dari permukaan tanah. Namun setelah itu, tinggi air zam-zam tidak lagi turun. Setelah 11 menit dihentikannya pemompaan, ketinggian air zam-zam berada pada ketinggian semula. Hal tersebut kemudian menunjukkan alasan mengapa air zam-zam tidak akan pernah mengering.
Itulah alasan alasan mengapa air zam-zam tidak pernah mengering jika ditinjau secara geologi. Selain itu, kandungan air zam-zam juga dipercaya memiliki banyak manfaat bagi tubuh. Jika Anda memiliki keinginan untuk melihat sumur air zam-zam secara langsung di tanah suci dan melakukan serangkaian ibadah haji, Anda dapat menghubungi biro umrah Jogja, Hasuna Tour. Telah berhasil memberangkatkan 21.000 jamaah dalam waktu 22 tahun tentunya akan membuat perjalanan Anda bersama biro travel haji plus Jogja ini menjadi lebih aman dan terkenang.