fbpx

Sejarah Sang Juru Kunci Kabah di Tanah Suci Mekah

Sang juru kunci Kabah- Kabah adalah bangunan di Kota Mekah yang menjadi kiblat bagi umat muslim di seluruh penjuru dunia. Tidak semua orang dapat memasuki Kabah. Oleh karena itu, kuncinya pun tidak dipegang oleh sembarang orang. Lalu, siapakah sang juru kunci Kabah?

1. Sebelum Islam Datang

Jauh sebelum Islam datang, kunci Kabah dipegang oleh Qusai bin Kilab bin Murah. Merekalah orang yang memegang sekaligus merawat Kabah. Qusai adalah keturunan dari Nabi Ismail yang juga merupakan kakek buyut dari Nabi Muhammad SAW. Qusai memiliki tiga orang anak laki-laki, yaitu Abd Al-Dar, Abd Al-Manaf, dan juga Abd Al-Uzza. Dari ketiga anaknya tersebut, Abd-Al Manaf adalah yang paling dihormati dan juga disegani oleh kabilah yang lain karena ketegasan sekaligus kebijaksanaannya. Oleh karena itu, kepengurusan Kabah diserahkan kepada Qusai kepada Abd Al-Manaf. Akan tetapi, untuk menghormati Abd Al-Dar, Qusai menyerahkan penjagaan serta keamanan Kabah kepadanya. Setelah mendapat perintah tersebut dari ayahnya, secara turun-temurun, Abd Al-Dar terus menjaga tugas menjaga dan mengurus Kabah. Hingga pada zaman Nabi Muhammad SAW, kunci tersebut diserahkan kepada Utsman bin Talhah.

2. Penaklukan Mekah

Pada saat penaklukan Mekah atau Fathu Makkah, Nabi Muhammad SAW hendak masuk ke dalam Kabah usai mencium melakukan thawaf. Karena kunci dipegang oleh Utsman bin Talhah, maka Nabi Muhammad SAW memerintahkan Ali bin Abi Thalib untuk mengambil kunci dari Utsman bin Talhah. Namun, karena Utsman tidak mengetahui bahwa kedatangan Ali bin Abi Thalib adalah perintah dari Nabi Muhammad SAW, ia pun menolak memberikan kunci tersebut. Ali bin Thalib kemudian mengambil paksa kunci tersebut dari tangan Utsman.

Abbas bin Abdul Muthalib yang saat itu bersama dengan Nabi Muhammad SAW menyarankan agar kunci Kabah dijaga oleh keluarganya. Akan tetapi, melalui malaikat Jibril, Nabi Muhammad menerima wahyu QS An-Nisa Ayat 58. Setelah menerima wahyu tersebut, Nabi Muhammad kemudian memerintahkan kepada Ali bin Abi Thalib untuk mengambilkan kunci tersebut kepada Umar dan meminta maaf.

Namun, dalam sumber lain mengatakan bahwa ketika Nabi Muhammad tiba di Makah, Kabah dalam kondisi terkunci. Mengetahui Utsman bin Thalhah yang memegang kunci, beliau kemudian menemuinya dan memintanya membuka kunci Kabah.

3. Bani Syaiban

Setelah kunci Kabah diserahkan Nabi Muhammad SAW kepada Utsman bin Thalhah, kunci Kabah kemudian diserahkan kepada penerus selanjutnya, yaitu Syaibah. Dan hingga saat ini, kunci Mekah dipegang oleh keturunan Bani Syaibah. Bani Syaibah memiliki tanggung jawab untuk menjaga Kabah, seperti membuka, menutup, membersihkan, mencuci, serta merawat kelongsongnya.

Demikianlah kisah mengenai sang juru kunci Kabah, mulai dari Qusai hingga Bani Syaiban. Menurut buku Mekkah: Kota Suci, Kekuasaan, dan Teladan Ibrahim, dahulunya kaum Quraisy membagi jabatan pengelolaan Mekah menjadi tiga, yaitu Al-Sadanah, Al-Siqayah, dan Al-Rafadah. Al-Sadanah bertugas untuk mempersiapjan dan juga menjaga kunci dari Kabah. Al-Siqayah bertugas untuk menyiapkan air dan juga keutuhan pokok peziarah di Kabah. Kemudian Al-Rafadah bertugas untuk menyiapkan akomodasi beserta dengan konsumsi untuk jamaah.

Untuk menyaksikan bangunan Kabah dan menunaikan ibadah haji, Anda dapat menggunakan jasa yang disediakan oleh Hasuna. Hasuna adalah biro travel haji plus Jogja dengan pengalaman 22 tahun serta telah berhasil membernagkatkan 21.000 jamaah ke tanah suci. Biro travel umroh Jogja tertua ini membekali perjalanan haji Anda dengan pembimbing bersertifikat yang tentu saja akan membimbing perjalanan haji Anda ke tanah suci dengan lebih khusyu’ dan hikmat.